Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

Bukalapak? Bukainvestama?

bukalapak memang saham yang penuh memori bagi sebagian besar ritel di indonesia, dimana sebeum ipo di bahas dimana mana, bahkan login dashboard Mirrae pun mempromosikannya. layaknya jika sehari tanpa BUKA rasanya hampa, Se Hype itu.  hype berhasil di raih Bukalapak, IPO 21T dan Ara di hari pertama, meski di hari kedua terjadi Net sell besar besaran di ARA kedua, sehingga hype pun berganti menjadi pesimisme. berselang dua tahun kemudian di 2023 bukalapak akhirnya jatuh ke harga 199 dengan market cap 20T, pesimisme berlebihan dengan fear "winter tech" membawa perusahaan ini jatuh dibawah nilai bukunya, seakan market lupa perusahaan ini memiliki aset aset berkualitas berupa cash dengan total liabilitas yang tidak sampai 3% terhadap ekuitasnya. tidak sampai disitu, jika kita melihat cashflow statement BUKA perusahan mulai mencetak laba dari operasi sebesar 51M di Q1 2023, memang secara size sangat kecil namun ini merupakan prestasi yang layak di apresiasi dimana perusahaan tech s...

FOMOnya Professional

Gambar
fomo adalah hak segala bangsa. awalnya saya mengira bahwa ini hanya akan di alami investor pemula seperti saya yang baru memulai di tahun 2020, ternyata penyakit ini juga di alami oleh para professional di industry saham. di tahun 2022 PNLF yg banyak di jauhi oleh manager investasi karena dianggap "value trap", GCG kurang bagus, dan lain lain, namun  market berkata lain tiba tiba saham naik dari 160 sampai ke 700 dalam waktu 7 bulan setelah ada rumor akusisi.  lalu terjadilah euforia tambahan setelah akhirnya PNLF membagikan dividend setelah berpuluh puluh tahun absen. terbanglah sahamnya .... dan ternyata tidak cuma investor pemula, manajer investasi pun ikut  salah satunya adalah  Reksadana Jarvis Balanced Fund  di tabel yang saya dapat dari prospek Jarvis, disitu tertera nilai perolahan mereka ada di angka 23M dengan Lembar saham 37jt dimana jika dibagi maka dapatlah average pembelian dikisaran 611. tentunya kita tidak pernah tau kapan secara pasti Jarvis mem...

apa sih untungnya beli perusahaan "sakit"?

tulisan ini terinspirasi dari video penjabaran pak Andrew Susanto yang invest di Holywings ketika pandemi. silahkan nonton disini: https://youtu.be/bjbxaEObCs8 apa sih untungnya beli perusahaan "sakit"? ketika membeli perusahaan yang sedang "sakit"tentunya akan memiliki resiko terbesar yaitu kebangkrutan, namun jika benar benar mengerti siklus dan bisnisnya maka investor akan mendapatkan 2 keuntungan dari keputusan yang bersikonya. pertama mendapatkan harga pembelian murah, kedua adalah dividend yield yang jauh lebih besar dari investor yang membeli ketika perusahaan sudah kembali sehat. sebagai contoh, saya membeli saham PJAA di average 600an disaat laporan Q2 2022 sudah positif namun belum pasti akan recover. oleh karena itu merupakan hal wajar valuasinya dihargai murah oleh market. ketika 2023 laporan keuangan PJAA menunjukkan konfirmasi recover dibanding Q1 2022, market akhirnya mengapresiasi kinerja yang membaik, dan harga terdorong lah ke 780-810 di May 2023 s...

Mengapa Saham Bergerak Ke Utara

Ketika Berharap investasi tumbuh  100%+ atau biasa disebut Multibagger artinya perusahaan yang kamu investasikan labanya mengalami kenaikan 2 kali lipat. pertumbuhan 2 kali ini akan meciptakan euphoria market secara rasional. Tanpa capek capek pompom atau goreng mandiri. Saya ambil contoh BBCA Di tahun 2018 BBCA mencetak EPS 209 (disesuaikan dengan stocksplit 1:5 2021)   di kisaran harga 4700 Dengan dividend per lembar 52 atau sekitar 1% dividend yield (pembelian di 4700) Berselang 5 tahun EPS BCA tumbuh menjadi 330 (57%) dengan dividend per lembar 170 (226%) jika investor di tahun 2018 membeli BBCA 500jt rupiah(106.382 lembar saham) maka dalam penantian 5 tahun memegang bisnis yang mampu bertumbuh labanya konsisten investor sudah mendaptkan: Dividend 2023 : Rp 11.382.874 (2,2%) Dividend 5 tahun : Rp 74.340.048 (14%) Capital gain : Rp 435.000.000 (87%) Total gain investasi BBCA : 509.340.048 (101%) Pertumbuhan laba konsisten dari BBCA mengantarkan inves...